Logo Fokusmaker

Logo Fokusmaker

SORRY..NUMPANG NONGOL.....

SORRY..NUMPANG NONGOL.....

Sabtu, 27 Desember 2008

SOKSI MENGUSUNG SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO X SEBAGAI CAPRES PADA PILPRES 2009


Pada 8 Oktober 2008 di kediaman Prof. Dr. Suhardiman, S.E., Pendiri/Ketua Dewan Penasihat SOKSI, Keluarga Besar SOKSI menyelenggarakan Halal Bi Halal yang dihadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, pada kesempatan tersebut SOKSI menyatakan dukungannya kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk menjadi pimpinan bangsa Indonesia (Capres untuk Pilpres 2009).

Dukungan tersebut secara langsung disampaikan oleh Pendiri SOKSI/Ketua Dewan Penasihat SOKSI melalui sambutan/pidatonya pada Halal Bi Halal Keluarga Besar SOKSI, sebagai berikut.

Butir-Butir Pidato Prof. Dr. Suhardiman, S.E.
Pada Acara Halal Bi Halal Depinas/Wanhat SOKSI
8 Oktober 2008

Maju Terus !!!

  1. Atas nama pribadi, Ketua Dewan Penasihat/Pendiri SOKSI, kami mengucapkan terima kasih atas perkenan Sri Sultan Hamengkubuwono X beserta Ibu Kanjeng Ratu Hemas, yang telah kerso rawuh di padepokan kami ini. Peristiwa ini merupakan penghormatan luar biasa sekaligus anugerah yang tak terhingga bagi kami sekeluarga, maupun bagi Keluarga Besar SOKSI.

  2. Karena masih dalam suasana Lebaran, kami sekeluarga mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H MINAL AIDIN WALFAIZIN. Hendaknya dalam menjalani silatuhrahmi, kita saling menaburkan kasih saying, menumbuhkembangkan solidaritas, dan ukhuwah(persaudaraan), serta menebarkan maaf kepada sesama.

  3. ISUE STRATEGIS BANGSA : berbagai issue strategis bangsa pada saat ini berkembang serta suhu politik di tanah air akhir-akhir ini kian memanas, diantaranya issue kemiskinan (busung lapar), harga barang-barang: Sembilan kebutuhan pokok naik sangat tajam sehingga sulit terjangkau oleh rakyat, harga minyak dunia yang melambung tinggi, belum lagi terjadinya krisis keuangan internasional (Amerika Serika), yang bukan mustahil akan membawa dampak internasional, dunia, yang pada gilirannya bias-bisa Indonesia juga akan terkena imbasnya.

  4. USIA REFORMASI : 10 tahun sudah usia reformasi dengan hasil, merubah/mengamandemen UUD 1945 sebanyak ampat kali secara berturut-turut, sehingga mengakibatkan berubahnya arah kehidupan berbangsa dan bernegara seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu Negara menuju kesejahteraan bersama, menjadi: a. Negara yang liberal dan menganut mekanisme pasar bebas: supply-demand. b. Sistem pemerintahan yang tidak jelas : Presidentil atau Parlementer; c. Pembangunan Nasional yang tidak mempunyai arah, karena dihapusnya GBHN. Akibat dari berubah arah kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut berdampak, timbulnya bermacam-macam krisis dalam segala bidang, yang meliputi: • Krisis Pangan • Krisis Energi • Krisis Lingkungan • Krisis Lapangan Kerja • Krisis alam • Krisis pemerintahan • Krisis hokum • Krisis legislative • Krisis kepercayaan terhadap institusi Negara • Krisis budaya • Krisis kepemimpinan bangsa • Krisis ideology • Krisis Ekonomi Keuangan Mengapa krisis-krisis tersebut tejadi ibarat teori demino, bertumpuk-tumpuk dan berlapis-lapis!? Jawabnya adalah karena Reformasi Jilid I ini, hanya menitikberatkan transformasi dan reformas di bidang politik. Padahal seharusnya transformasi dan reformasi tersebut titiksentralnya adalah Reformasi Budaya atau Reformasi Jilid II.

  5. KEADAAN SEKARANG : keadaan sekarang ini harus segera dilakukan perubahan secara mendasar, dan perubahan-perubahanitu harus dilakukan secara konstitusional dengan melalui Pemilu, yang akan dilaksanakan pada tahun 2009. Oleh karena itu, kita, mulai sekarang harus sudah mempunyai calon pemimpinyang dapat mengatasi kesulitan bangsa, untuk menjadi bangsa yang sesuai cita-cita founding fathers.

  6. KEMANDIRIAN BANGSA: merupakan sikap yang harus dipegang secara konsisten dan konsekuen sehingga dalam melaksanakan pembangunan bangsa tidak boleh terjadinya ketergantungan kepada orang dan negaralain, yang mengakibatkan ketergantungan pada situasi global dan regional. Oleh karena itu kepemimpinanyang akan datang harus mampu mengatasi berbagai krisis seperti yang disebutkan di depan.

  7. PRESIDEN MASA SILAM. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 1945, kita telah mempunyai presiden dengan "sebutan" dan "nasib" yang berbeda-beda, antara lain:

  • Soekarno: mendapat sebagai Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro. Satria terpenjara (Kinunjoro),tetapi akhirnya Kuncoro (terkenal). Soekarno memang diketahui sebelum tampil menjadi Presiden, keluar masuk penjara. Beliau berani menentang Negara adikuasa dengan kata khasnya, "Got to hell with your aid!"

  • Soeharto: mendapat sebutan sebagai Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar. Soeharto memang presiden yang Mukti Wibowo artinya makmur, luhur, dan berwibawa. Ia tampil sebagai presiden selama 32 tahun tanpa ada orang yang berani melawannya. Namun di akhir kepemimpinannya seolah sema hasil tindakannya kesandung kesampar yang artinya, serba buruk dan dipersalahkan oleh semua orang.

  • Bacharuddin Yusuf Habibie: mendapat sebutan sebagai Satio Jinumput Sumela Atur. Ia menjadi presiden bukan karena pilihan melainkan jinumput (dari asal kata jumput = ambil ; jinumput = diambil). Ia menjadi presiden setelah Soeharto lengser. Kepemimpinannya hanya sumelo atur artinya menyela kepemimpinan yang sedang lowong.

  • Abdurrahman Wahid alias Gus Dur : mendapat sebutan Satria pengembara yang diibaratkan wuta ngideri jagad. Ia mempunyai kemampuan fisik terbatas yakni pada pandanganmatanya (wuto), tetapi berhasil meyakinkan dunia dengan perjalanan keliling dunia (ngideri jagad).

  1. PEMIMPIN MASA DEPAN: diibaratkan sebagai SATRIA PININGIT HAMONG TUWUH. Satria piningit adalah pemimpin Indonesia masa depan yang akan membawa kemakmuran. Para pengamat memperkirakan, pada saat satria piningit muncul, Indonesia sedang menghadapi gara-gara atau kerusuhan besar. Setelah ia menjadi pemimpin Negara, bangsa Indonesia akan menuju kemakmuran dan kekayaan seperti pada jaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Dengan segala kelemahan dan kelebihannya,satria ini diramalkan akan berhasil hamong tumuwuh artinya, dapat merangkaul semua komponen yang ada di bumi nusantara dan mengantarkan ke gapuran pembuka jaman keemasan. Patut dicatat, bahwa setiap pergantian pimpinan mesti membawa tumbal (kurban) sekitar 1.000.000 jiwa seperti munculnya Soekarno dan Soeharto pada waktu itu, masing-masing menelan kurban seribuan orang. Dua tokoh tersebut muncul pada usia 40-an.

  2. SOKSI : CIKAL BAKAL LAHIRNYA GOLKAR, yang kini tumbuh sebagai ormas besar, terpanggil oleh Ibu Pertiwi untuk menyelamatkan NKRI, UUD 1945, dan yang tidak kalah pentingnya yaitu menyelamatkan kemiskinan rakyat Indonesia, salah satunya disebabkan oleh hambatan structural berupa kebijakan ekonomi yang hanya menguntungkan sebagian kelompok elite. SOKSI tertantang untuk menyikapi fenomena tersebut di atas.

  3. REFORMASI HARUS DILANJUTKAN (REFORMASI JILID II): dengan melakukan konsolidasi dan perubahan-perubahan terhadap apa yang sekarang ada, mengembalikan arah pembangunan bangsa ini sesuai dengan jatidiri kita bersama sesuai dengan cita-cita yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 yaitu ingin mencapai kesejahteraan bagi bangsa Indonesia. Untuk dapat mencapai harapan tersebut, dan agar kesulitan bangsa ini dapat diatasi, tidak berkelebihan kiranya kalau SOKSI memercayakan kepada SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO X menjadi pimpinan bangsa Indonesia yang akan datang. Keinginan SOKSI ini akan diperjuangkan oleh kader-kader SOKSI yang berada di semua lini kepemimpinan bangsa ini terutama melalui partai Golkar.

  4. TOKOH REFORMASI (JILID I) . Selama ini kita kenal tokoh reformasi, ada empat yaitu: Ibu Megawati, Gus Dur, Amin Rais, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Ibu Mega dan Gus Dur sudah pernah menjadi Presiden RI, sedangkan Amin Rais pernah menjadi Ketua MPR-RI. Kini giliran Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk mendudui kursi Presiden RI yang akan dating, yang kebetulan beliau adalah Ketua Dewan Penasihat SOKSI Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekaligus untuk menyegarkan memori kita akan apa yang pernah diramalkan/dikatakan oleh Almarhum Bapak Let. Jen (Purn) Moedjono (Ketua Harian Depinas SOKSI, Ketua Mahkamah Agung), bahwa one day kita akan mempunyai RI I yang berasal dari keluarga besar SOKSI. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan permohonan kita ini. Amin. Akhirulkata, sebelum menutup sambutan ini, ingin saya sampaikan kepada hadirin adanya issue yang beredar, bahwa ceramah Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak akan discover/dimuat oleh mass-media cetak maupun elektronik. Tetapi saya berharap mudah-mudahan issue tersebut tidak benar adanya.

Pantang Mundur!

DINAMIKA PERJUANGAN SOKSI

Tahun 1960-1963
Merupakan tahun pengembangan organisasi. Fase ini adalah fase untuk memperluas sayap organisasi dan menanamkan pengertian kepada masyrakat mengenai "sankan paran"nya SOKSI.

Tahun 1963-1964
Merupakan tahun-tahun Konsolidasi, Kristalisasi SOKSI guna menempa kekuatan, dan kesatuan massa pendukung SOKSI.

Tahun 1964-1965
Merupakan tahun "action", Fase ini merupakan pengamalan dan pelaksanaan tugas-tugas perjuangan. Dalam tahun-tahun ini SOKSI mengalami tugas-tugas berat, karena pada tahun 1964 SOKSI membidani kelahiran Golongan Karya (GOLKAR) dan pada saat yang sama pula SOKSI harus membendung secara ofensif politik dari PKI.

Pada tahun 1965
SOKSI secara total berperan aktif bersama kekuatan yang setia kepada Pancasila menumpas pemberontakan G30S/ PKI. Pada Juli 1965, dengan persetujuan, dan restu Menteri/ Panglima Angkatan Darat, Letjen Ahmad Yani menyetujui penginterasian perjuangan SOKSI dengan Doktrin TNI_AD Tri Ubaya Cakti atau lebih dikenal dengan SOKSI MANUNGGAL DENGAN TRI UBAYA CAKTI.

Tahun 1966-1969
Merupakan tahun perjuangan menegakkan Orde Baru dan meletakkan landasan pelaksanaan Pembangunan Nasional.

Tahun 1970-an
Merupakan tahun perjuangan untuk rekonsolidasi organisasi SOKSI memasuki tantangan baru yang dihadapinya. Pada tahun 1971 SOKSI memusatkan perhatian untuk memenangkan GOLKAR dalam Pemilu yang pertama kalinya dilaksanakan pada masa Orde Baru.

Tahun 1973
Merupakan tahun "pengembaraan" bagi SOKSI. Pada fase ini telah lahir struktur politik baru, yaitu dengan UU No. 3 tahun 1973 tentang Partai Politik dan Golongan Karya. Dalam Undang-Undang tersebut diletakkan dasar-dasar kenaggotaan Partai Politik dan GOLKAR bersifat perorangan. Menghadapi keadaan ini SOKSI menyerahkan kader-kadernya kepada GOLKAR dan SOKSI memilih "mengembara" atau memilih jalan baru.

Tahun 1973 -1978
Merupakan tahun pengembaraan SOKSI dan pada pertengahan tahun 1978 SOKSI mulai bangkit kembali dengan melaksanakan kaderisasi SOKSI melalui organisasi sayap Wira Karya Indonesia.

Tahun 1980-an
Merupakan tahun-tahun "kebangkitan kembali" SOKSI. SOKSI GUGAH, SOKSI TRIWIKRAMA, dimana masa-masa sulit telah mampu diatasi SOKSI.

FOKUSMAKER


FOKUSMAKER merupakan salah satu Organisasi yang bersifat Independen secara organisatoris. Fokusmaker kependekan dari Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan. Fokusmaker ini merupakan salah satu Organisasi kerkaryaan dari Partai golkar. Tapi, walaupun Fokusmaker merupakan salah satu Organisasi kekaryaan dari Parpol Golkar, Fokusmaker sendiri tidak memaksa kepada para anggotanya untuk menjadi kader Golkar. Dalam masalah politik, kami membebaskan kepada para anggota untuk memilihnya sesuai dengan kata hati mereka.

Fokusmaker ini bukan hanya bergerak di bidang politik, tapi kami bisa dibilang OSERBA atau Organisasi Serba Ada. Mulai dari bidang Birokrasi, Politisi, Seni, dan masih banyak lagi bidang yang digarap oleh Fokusmaker ini.

Keanggotaan dalam Fokusmaker ini tidak bisa sembarang. karena mengacu kepada AD-ART, so syarat yang paling utama untuk menjadi anggota Fokusmaker ini yaitu harus Mahasiswa.
Tapi bagi yang bukan mahasiswa, temen-temen tidak perlu berkecil hati. karena sebentar lagi kami akan menggarap himpunan baru untuk semua kalangan, baik itu pelajar maupun pemuda/i, yaitu Laskar Pemuda Satu Bangsa.

Laskar Pemuda Satu Bangsa ini hanyalah salah satu garapan baru dari Fokusmaker. Karena tidak menutup kemungkinan dengan adanya potensi-potensi yang sangat luar biasa dari temen-temen mahasiswa yang telah maupun akan menjadi anggota, akan bermunculannya Himpunan-himpunan lain yang lahir dari Fokusmaker ini.